THE BEGINNING
#LOWERCASE x #BLACKPITCH
____________________________________________
new york, amerika
25 agustus 1995
keringat mengalir deras dari wajah nyonya keluarga winston, tangan mengepal kuat penuh tenaga, erangan menahan sakit terus dilancarkan, diikuti rasa cemas dari sang suami yang setia menunggu.
terdengar hembusan napas lega dari sang suami saat tangisan sang anak menguasai ruangan. bergegas lah dia menemui sang istri, bukan raut wajah bahagia yang terlukis di wajahnya. namun, raut wajah kekecewaan yang dipancarkan. sang istri belum selesai melakukan prosesinya. tersisa seorang anak di dalam perutnya.
"ah sial, kenapa harus begini?" batin sang suami.
tak menunggu lama, anak kedua pun lahir dengan sehat. keduanya bergender laki-laki, terlihat tampan nan cerdas layaknya citra keluarga winston. anak pertama bernama randy charlez winston dan anak kedua bernama rangga rahardian raven. kedua anak kembar tumbuh bersama dengan perlakuan berbeda.
anak pertama mendapat segalanya, sedangkan anak kedua? bermimpi untuk bertemu ayahnya pun ia tak berani. bagi keluarganya mempunyai anak kembar adalah suatu kesialan, mereka harus membuang salah satu dari mereka atau melawan kesialan yang dipercayai akan terus berdatangan. jawaban pasti sudah tertulis, rangga si anak kedua bahkan tak berhak mendapat marga winston, ia hanyalah anak yang tak seharusnya dilahirkan.
keluarga winston membangun bisnisnya di kota new york, dimana satu orang ahli waris saja sudah cukup. penduduk kota new york percaya bahwa memiliki banyak anak dapat membawa kesialan, sebuah perusahaan yang sudah lama dibangun akan jatuh dengan mudah. hal itu terjadi karena adanya perebutan hak waris yang menjadikan nilai saham dimata publik turun secara drastis. para pemegang saham akan terpecah belah karena mendukung penerus yang berbeda, membuat celah untuk para pesaing bisnis menjatuhkan miliknya. tak heran jika keluarga winston melakukan semua itu pada anak kedua.
sejak lahir rangga hanya bisa merasakan kasih sayang seorang ibu, meski sulit untuk bertemu ia bersyukur masih memiliki orang yang menyayanginya. pasalnya hidupnya penuh luka, yang dilihat hanyalah tali dari sang ayah yang terus dilancarkan ke badannya. ia bahkan tak pernah mengerti, kenapa ia harus menanggung semua ini? Ia tak pernah meminta, ia tak pernah merengek, hanya satu kata yang selalu ia ucapkan "maaf."
"dasar anak sialan, harusnya kau tak pernah ada, lihatlah anakku menjadi bodoh karena bermain denganmu!!" teriakan dari sang kepala keluarga —mr.winston–, hukuman fisik selalu diterima si bungsu saat si sulung melakukan kesalahan.
anak berumur 10 tahun itu hanya menunduk, menerima rasa sakit yang ia tak mengerti sebabnya, kepalanya tak berani ia tegakkan, ia hanya paham bahwa kehadirannya tak pernah didambakan, bahwa ia adalah anak yang berlebih, bahwa seharusnya dirinya tak pernah dilahirkan.
"maaf ayah, aku tak akan mengulanginya lagi," jawabnya pelan menahan perih. tangannya mengepal kuat penuh dendam. rahangnya mengeras menahan marah. apa daya, dia hanyalah seorang anak kecil tak berkuasa.
"siapa yang kau panggil ayah? saya bukan ayahmu!! pelayan, kurung dia di lemari, jangan biarkan dia makan atau minum seteguk air pun!!" teriak mr. winston menggetarkan seisi ruangan.
sang pelayan hanya menurut, menyeret si tubuh kecil menuju tempat tidurnya, dimasukkan keruangan kecil tak bercahaya itu. si kecil hanya menurut, baginya ruangan itu seperti rumah kecilnya, gelap, menakutkan, menyiksa. sepuluh tahun ia menghabiskan hari-harinya di sana.
ketika malam rasa sakit bertambah perih, masuk tanpa izin ke dalam tidur lelapnya, hukuman sang ayah penuh siksa, cacian sang nenek menusuk telinga, dan tangisan sang ibu menggetarkan jiwa. semua kisah menyakitkan terus berputar di mimpinya, ruangan gelap nan sunyi menambah rasa sakit yang ada.
"ibu seandainya kau ada di sini, tidurku pasti akan tenang mendengar suaramu," pikir si kecil.
hari semakin gelap, tubuhnya tak tahan lagi menerima semua ini, dibukanya ruangan kecil itu dengan paksa, dengan darah yang mengalir, dan pecahan kaca yang ada ia berhasil membuka kunci.
"untunglah ada jalan, aku bisa kabur melalui jendela usang itu," batin si kecil diikuti hembusan napas lega.
jendela usang dan berdebu, kunci berkarat dan rapuh. mungkin tuhan ingin menyelamatkannya. larilah si kecil melalui jendela itu, tanpa alas, tanpa pertahanan, dia melewati pagar setinggi 5 meter dengan bermodalkan pohon tinggi menjulang, mengantarkan si kecil ke pucuk pagar. butuh waktu sepuluh tahun untuk melepaskan dirinya dari rumah yang bagaikan neraka. dengan penuh luka ia berlari secepat mungkin, meninggalkan rumah tak berbudi, membawa dendam yang tak terbalas.
tanpa arah, tanpa tujuan, langkahnya membawa si kecil ke sebuah rumah tua. rumah dimana ia bisa tidur dengan nyaman. tak mewah juga megah, hanyalah rumah sederhana yang ditinggali oleh sepasang suami istri tak beranak. mereka adalah kakek brave dan nenek stella. kakek brave telah melayani keluarga winston selama bertahun-tahun. hanya dialah yang menyayangi si kecil setelah ibunya. tanpa pikir panjang sepasang suami istri itu memeluk si kecil erat, menampungnya tanpa rasa pamrih, merawatnya layaknya anak sendiri.
si kecil bersyukur, menemukan sebuah keluarga meski tak sedarah. berharap hidup dengan damai. tidurnya tak pernah tenang, perlakuan keluarga menjadikan sebuah trauma menyesakkan dada, bayangan luka lama terus berputar menghantui malam. deritanya membuat tekad si kecil semakin besar, semangatnya membara, otak nya terus bekerja. dialah si kecil bernama rangga rahardian raven, bertekad bahwa ia akan membuat keluarga winston tunduk di bawah kakinya.
DASAR AYAH DURHAKA!1!1! ENYAH KAU TUAN WINSTON.
BalasHapuskasian banget rangga kecil :( kalo aku jadi pelayan di rumah itu, ayahnya aku racunin. terus rangga aku bawa kabur ke rumah. buat apa? ya buat dijadiin pembantu lah KYAAAA .becanda yh
BalasHapusPada paragraf kelima 'di lahirkan' mestinya 'dilahirkan' karena
BalasHapus'di' disambung dengan kata setelahnya dikarenakan tidak menunjukkan letak suatu tempat.