03. A REASON
rangga berjalan tegap bersama steven dan brian di sampingnya menuju lantai 45, gedung tertinggi dimana singgasana ceo radz group berada.
suara langkah kaki tegas menyadarkan semua orang, semua kegiatan terhenti saat sosok tersebut berjalan di depannya. semuanya menunduk memberi hormat, terpancar aura dingin yang menekan atmosfer di ruangan tersebut.
hening
tak ada pergerakan atau pun suara, hingga langkah pria itu berhenti dan berbalik. suasana menjadi tegang, tangan gemetar, detak jantung semakin kuat. pria itu menatap tajam pada seorang wanita berambut hitam panjang.
"apakah aku melakukan kesalahan?" pikir wanita itu kebingungan.
"pikirkan kesalahanmu atau...," desis rangga menggantungkan ucapannya, menikmati mimik wajah sang wanita yang kian berubah, "kirimkan surat pengunduran dirimu padaku!" suara tegas dan dingin itu dilontarkan olehnya tanpa ragu.
rangga melanjutkan langkahnya dengan tegas menuju lift, ia tak perlu membuang waktunya untuk memperdulikan tatapan kebingungan yang dipancarkan kepadanya.
hanya kesalahan sepele yang dilakukan wanita itu. namun, hal itu menjadi kesalahan fatal bagi rangga. tatapan menjijikan dipancarkan saat melihat pakaian yang dikenakannya. kemeja putih tipis ketat memperlihatkan lekuk tubuhnya, dengan rok pendek yang membuatnya semakin menjijikan. ia benci akan wanita yang berpakaian layaknya tak punya harga diri.
• • •
new york, amerika
11 november 2000
"kau adalah seorang nyonya winston ashley, kenapa kau berpakaian layaknya seorang pelacur!" teriak tuan winston. sang anak bungsu yang berumur 5 tahun itu mengintip di balik pintu dengan ketakutan.
"karena kau bukanlah seorang ayah kevin! kau hanya menjadikanku sebuah mesin pembuat pewaris tahta keluarga winston! kau mempunyai dua orang putra, kenapa kau tak bertindak sebagai ayah untuk keduanya kevin? aku tak tahan melihatmu menyiksa rangga!!" sang nyonya membalas perkataan tuan winston dengan air mata yang kian menetes.
plakk
"dasar tak tahu diri! kau masih memikirkan anak yang tak berguna itu?? kau tau ashley dia akan membawa bencana untuk keluarga kita!!" tekannya penuh amarah. tangan kekar itu siap memukul sang nyonya.
"bagaimana bisa kau menyebut dirimu sebagai sang kepala keluarga, jika melindungi seorang putra pun kau tak sanggup," batin sang nyonya dengan memejamkan mata pasrah akan keadaan.
"cukup ayah, jangan sakiti ibu!" teriak si bungsu berlari untuk melindungi ibunya, "ibu kenapa kau memakai pakaian seperti ini? rangga tak suka bu." dipeluknya sang ibu sambil menangis.
"rangga, rangga kenapa ke sini nak? kamu bertahan sebentar ya, akan ibu carikan seorang ayah yang akan menyanyangimu. ibu janji tak akan membiarkanmu disakiti lagi," ucap sang nyonya dengan senyuman di wajahnya, mengelus rambut si bungsu dengan lembut. tatapan cinta kasih dipancarkannya.
"cukup ashley! semua ini gara-gara bocah yang tak berguna ini. lebih baik kau pergi ke neraka dasar bocah sialan!" tuan winston bersiap untuk menusuk si bungsu. tentu saja si bungsu tak bergeming melihat sebuah pisau meluncur siap menghunus di depannya, saat pisau itu kian mendekat matanya tertutup rapat, dan "jleb" darah pun mengalir deras, sesok tubuh wanita dewasa ambruk di depan si bungsu, air mata tak lagi terbendung.
dibalik insiden itu, si sulung melihat semuanya. tubuh kecilnya hanya mampu untuk bersembunyi, matanya penuh amarah tak berdaya. ia hanya merasa bersalah dan marah kepada adik kembarnya.
• 'pada00' itu sepertinya typo
BalasHapus• "...ibu!" teriak si bungsu (diberi tanda seru)
• "...tak sanggup," batin sang nyonya (tanda koma karena dialog tag)
• "...atau...," desis (diberi tanda koma karena itu dialog tag)
Terima kasih!! saya akan berusaha lebih baik lagi!
Hapus- 'di sampingnya' dipisah karena 'di' menunjukkan letak.
BalasHapus- "...keduannya..." mestinya 'keduanya' itu cukup menggunakan satu huruf 'n' saja