05. BROTHER
angin malam bertiup pelan, menemani seorang pria yang berdiri di atas balkon kamarnya, kedua tangannya berpangku pada pagar yang berdiri, matanya menatap dalam langit yang mendung, dihembuskannya napas berkali-kali, pikirannya menuju pada kisah lama, kisah yang seharusnya tak pernah ada dalam hidupnya.
dug
"kakak, apakah kau tidak apa-apa? kau masih saja begitu ceroboh, kak!" teriak rangga geram.
"kakak tidak apa-apa rangga, aku hanya tersandung. lihatlah, kakakmu ini kuat," jawab randy yang langsung menegakkan badannya setelah tersungkur di lantai.
"wah kakak hebat!! rangga ingin kuat seperti kakak, biar ayah tidak menyakiti rangga lagi." raut wajah sedih tak berdaya dipancarkan rangga, meratapi nasib yang tak adil baginya.
mendengar hal itu, randy memeluk sang adik cepat, ia pun berkata kepada adiknya, "tenanglah rangga, kakak pasti akan melindungimu!! karena kakak lebih tua darimu." dielusnya rambut rangga guna menenangkannya.
"kelahiran kita sama kak, hanya lewat lima menit saja!!" geram rangga mendengar hal itu.
"tetap saja aku kakakmu, bodoh!" disentilnya kepala rangga pelan.
"kakak janji ya harus jaga rangga?" rangga pun memeluk randy, wajahnya mendongak ke atas menunggu jawaban.
"iya kakak janji, rangga juga janji ya harus jadi orang yang kuat!!" randy membalas pelukan rangga, senyuman hangat terukir di wajahnya.
"yeeeyyy, siap kak! rangga akan jadi orang yang kuat!" pelukan rangga semakin erat, wajah gembira terpancar di wajahnya.
semuanya begitu indah sebelum sepasang tangan orang dewasa menarik tubuh kecil itu, memisahkan hubungan kakak adik secara paksa. bukan hanya untuk saat itu, tapi untuk selamanya. tak hanya itu, sebuah telapak tangan melayang di depan wajah rangga.
"plakk"
tes
setitik air jatuh di tangan rangga, tak ada yang tau apakah itu air mata atau langit malam yang saat ini turun hujan.
angin malam semakin dingin, rangga masuk dan menutup pintu balkonnya. ia tak tau bahwa ada sepasang manik berwarna coklat sedang memperhatikannya di bawah sana.
"kau masih mengingatnya, rangga."
Duh... itu pasti tamparannya perih banget :(
BalasHapus